Jumat, 09 Mei 2014

JENIS JENIS TENSIMETER



Tensimeter air raksa

Merupakan tensimeter konvensional yang sebenarnya sudah jarang dipakai di luar negeri, karena tensimeter ini masih menggunakan air raksa yang berbahaya jika sampai alat pecah dan air raksa terkena kulit atau saluran pernafasan. Tensimeter jenis ini memerlukan stetoskop untuk mendengar munculnya bunyi suara tekanan sistolik dan diastolik pada jantung.








Tensimeter aneroid

Tensimeter ini lebih aman karena tidak lagi menggunakan air raksa tetapi menggunakan putaran berangka sebagai penggantinya. Sama dengan tensimeter air raksa, tensimeter aneroid masih menggunakan stetoskop.
 



Tensimeter digital

Merupakan tensimeter yang lebih modern dan akurat, langsung menunjukan hasil dalam bentuk angka. Berbeda dengan tensimeter air raksa yang memerlukan stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda tekanan sistolik dan siastolik, maka tensimeter digital menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya sehingga baik dipakai untuk mereka yang memiliki gangguan pendengaran.
 



Jumat, 02 Mei 2014

Larangan Penggunaan Merkuri Pada Tensi Meter
















Seiring dengan meningkatnya kesadaran orang akan besarnya bahaya yang dapat ditimbulkan oleh mercury (air raksa), penggunaan alat kesehatan yang mengandung mercury (mercury based medical device) mulai dikurangi. Setidaknya itulah yang terjadi di Amerika Serikat dan sejumlah negara Uni Eropa. Komisi Kesehatan Uni Eropa dengan jelas mengamanatkan penggunaan alat kesehatan yang lebih aman, sesuai yang dikutip dari Directive 2007/51/EC sebagai berikut : “the Commission shall carry out a review of the availability of reliable safer alternatives that are technically and economically feasible for mercury containing sphygmomanometers and other measuring devices in healthcare and in other professional and industrial uses”. Di Uni Eropa sendiri, penjualan alat kesehatan yang mengandung mercury telah dilarang sejak Directive 2007/51/EC efektif diberlakukan pada tanggal 3 April 2009.
                                    
Larangan tersebut bukan tanpa alasan. Mercury adalah unsur yang dikenal dengan toksisitas dan persistensinya. Toksisitas mercury pada sistem saraf, kemampuannya untuk mendenaturasi protein tubuh, dan sifat persisten (sifat sulit dihilangkan/didegradasi) yang dimilikinya membuat mercury menjadi salah satu jenis bahan kimia yang dihindari penggunaannya di berbagai belahan dunia. Resiko yang mungkin timbul saat alat pecah sehingga mercury tumpah dan mengkontaminasi pengguna dan lingkungan sekitar, dan prosedur pembuangan yang cukup rumit untuk alat yang sudah tidak terpakai, menjadi pertimbangan utama mengapa saat ini tren penggunaan alat kesehatan yang mengandung mercury mulai ditinggalkan.

Apabila penggunaan alat kesehatan yang mengandung mercury mulai ditinggalkan, lantas alat kesehatan jenis apa yang orang pilih? Orang mulai beralih untuk menggunakan alat kesehatan bebas mercury (free-mercury medical device), di mana peran mercury yang berfungsi untuk pengukuran digantikan oleh sistem lain yang mendukung fungsi tersebut. Dan tentu saja, alat tersebut memiliki nilai lebih dengan dieliminasinya serangkaian resiko yang mungkin ditimbulkan oleh mercury. Meskipun demikian, peralihan penggunaan ke alat kesehatan bebas mercury harus disertai dengan sejumlah pertimbangan, sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Health Care Without Harm (HCWH) yaitu suatu koalisi internasional dari 480 organisasi di 52 negara yang bekerja untuk mentransformasi sektor perawatan kesehatan agar lebih ramah pengguna dan ramah lingkungan.

Pertimbangan HCWH di antaranya meliputi beberapa poin berikut :
Accurate, di mana alat kesehatan bebas mercury harus memiliki tingkat akurasi pengukuran yang sama atau lebih baik dari pada alat kesehatan yang mengandung mercury,
Affordable, di mana harga alat kesehatan bebas mercury harus sama terjangkaunya seperti alat kesehatan yang mengandung mercury (berpengaruh pada daya saing produk di pasaran),
Disposal, di mana prosedur pembuangan alat kesehatan bebas mercury harus lebih aman dan mudah.

Dilatarbelakangi oleh pertimbangan di atas, aneroid dan digital sphygmomanometer dapat menjadi pilihan utama pengganti mercurial sphygmomanometer. Aneroid sphygmomanometer adalah alat kesehatan yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah manusia dengan menggunakan aneroid sebagai komponen utama pengukuran, sedangkan digital sphygmomanometer menggunakan digital manometer. Berdasarkan fakta, penggunaan aneroid dan digital sphygmomanometer meningkat pesat beberapa tahun terakhir ini, disebabkan oleh tingkat akurasinya dalam pengukuran yang handal dan terpercaya. Memang benar bahwa akurasi menjadi poin penting yang menjadi pertimbangan banyak pihak.

Dalam hal ini, P.T. Sugih Instrumendo Abadi manufacturer dari aneroid sphygmomanometer dengan brand ABN, yang juga concern dengan akurasi produk telah mengimplementasikan sejumlah prosedur pengujian yang disyaratkan oleh sejumlah regulasi (terutama regulasi Uni Eropa – EN 1060 dan Amerika Serikat – ANSI/AAMI) ke dalam sistem produksinya untuk menghasilkan produk
ABN™ Aneroid Sphygmomanometer yang berkualitas. Pengujian yang dimaksud meliputi serangkaian tes kalibrasi, tes hysteresis error, dan tes endurance yang kesemuanya menjamin akurasi dan durabilitas produk pada saat digunakan dalam pengukuran.

Nilai lebih lainnya dari aneroid sphygmomanometer adalah sebagai berikut :
Aneroid sphygmomanometer lebih compact dan lebih mudah untuk dibawa,
Aneroid sphygmomanometer jenis ini masih mempertahankan teknik auscultatory (mendengarkan suara aliran darah) yang dipercaya sebagai metode yang paling akurat dalam pengukuran tekanan darah. Dengan demikian, penggunaan aneroid sphygmomanometer akan lebih familiar bagi orang yang kerap menggunakan mercurial sphygmomanometer sebelumnya.

ABN juga bekerja sama dengan NISSEI – Jepang memproduksi Digital Sphygmomanometer untuk pemakaian di rumah sakit, klinik, dan para profesional, yaitu model
DM-3000 dan DM-500. Produk ini bebas mercury, akurat, dan memiliki dua pilihan sistem operasi (auto/manual) yang sangat mudah digunakan untuk kenyamanan pengguna dan pasien.

Dengan uraian di atas, tentu tidak ada lagi keraguan untuk beralih menggunakan aneroid dan digital sphygmomanometer, alat kesehatan yang akurat, aman, serta ramah-pengguna dan lingkungan.



Diberdayakan oleh Blogger.